Logo Twitter (IDN Times/Hana Adi Perdana)
Dilansir The Guardian, alasan Musk membeli Twitter adalah untuk menjadikan platform tersebut lebih baik dari sebelumnya.
"Meningkatkan produk dengan fitur-fitur baru, menjadikan algoritma open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua manusia," kata dia.
Twitter yang diluncurkan pada 2006, saat ini memiliki kapitalisasi pasar hampir 40 miliar dolar (Rp577 triliun). Jack Dorsey, salah satu pendirinya, mengundurkan diri sebagai CEO pada November 2021, menyerahkan kendali kepada Parag Agrawal, mantan CTO perusahaan.
Meski Twitter masih menjadi daya tarik utama bagi kalangan profesional seperti akademisi, intelektual, politisi dan akun pemerintah serta selebriti, tapi perusahaan tersebut tertinggal jika dibandingkan platform media sosial lain.
Facebook dan Instagram milik Meta, juga YouTube, SnapChat atau TikTok memiliki jumlah pengguna yang jauh lebih besar dibandingkan Twitter dengan sekitar 200 juta pengguna aktifnya.