Jakarta, IDN Times - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, ingin negaranya memiliki hubungan yang lebih erat dengan Israel. Sebab, kata dia, intelijen kedua negara sudah kembali terjalin.
Diberitakan kantor berita Reuters, Jumat (25/12/2020), usai salat Jumat Erdogan mengatakan bahwa ia memiliki masalah dengan para pejabat tingkat tinggi Israel. Ia memprediksi, hubungan kedua negara akan semakin erat bila bukan karena para pejabat tinggi tersebut.
Meski Erdogan ingin hubungan kedua negara lebih erat, tetapi ia tetap mengkritisi kebijakan Israel yang kejam terhadap Palestina.
"Kebijakan Palestina merupakan batas kami. Tidak mungkin bagi kami menerima kebijakan Israel terkait Palestina. Tindakan mereka yang tanpa ampun benar-benar tidak bisa diterima," ungkap Erdogan.
Tindakan yang dimaksud Erdogan termasuk membangun permukiman ilegal secara sepihak oleh Israel di Tepi Barat. Pada Oktober lalu, komite perencanaan administrasi sipil Tepi Barat milik Pemerintah Israel memberikan lampu hijau untuk pembangunan 1.313 unit rumah di area Tepi Barat, yang dicaplok oleh negara zionis itu.
Seperti diketahui, Turki termasuk negara berpenduduk muslim besar yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Namun pada 2018, otoritas kedua negara sama-sama mengusir duta besarnya. Mengapa?