Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Kamis (26/5/2022) melakukan panggilan telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dua negara sekutu NATO itu membicarakan beberapa masalah, di antaranya perang Rusia-Ukraina.
Dalam laman resmi pemerintah Turki, kedua pemimpin itu juga membicarakan masalah regional dan aplikasi Swedia-Finlandia yang ingin bergabung NATO. Erdogan kembali menegaskan hubungan dua negara Nordik dengan kelompok Kurdi, yang dianggap teroris, tidak sesuai dengan semangat NATO.
Di sisi lain, Macron meminta Erdogan untuk menghormati pilihan berdaulat dua negara tersebut. Hal itu didasarkan pada situasi lingkungan keamanan mereka yang dinilai terancam akibat invasi Rusia ke Ukraina.
