Dilansir Associated Press, ketika jumlah korban tewas di Gaza terus bertambah, fasilitas untuk menangani korban semakin berkurang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sebanyak 46 dari 72 fasilitas layanan kesehatan primer, dan 12 dari 35 rumah sakit, telah berhenti berfungsi.
Kementerian kesehatan di wilayah tersebut juga mengatakan bahwa lima rumah sakit utama di Gaza semuanya terisi melebihi kapasitas. Banyak orang yang terluka terpaksa dibaringkan tanpa intervensi medis, dan lainnya harus menunggu berhari-hari untuk dioperasi karena banyaknya kasus kritis.
Tingginya jumlah korban jiwa juga mempersulit warga Palestina untuk menguburkan mereka. Pihak pemakaman terpaksa menggali dan menggunakan kembali lahan-lahan tua serta menguburkan hingga lima jenazah dalam satu kuburan.
“Ratusan jenazah berdatangan setiap hari. Kami menggunakan setiap inci yang kosong di kuburan. Beberapa jenazah tiba dalam beberapa potongan di dalam tas. Ini mengerikan," kata Abdel Rahman Mohamed, seorang sukarelawan yang membantu memindahkan jenazah ke pemakaman utama Khan Younis