Banjir bandang dan tanah longsor yang menghantam desa Thame pada Jumat (16/08) dikonfirmasi sebagai akibat dari meletusnya danau glasial di kawasan tersebut. Untungnya, bencana ini terjadi saat siang hari, tidak malam hari, ketika semua penduduk masih terjaga dan peringatan banjir datang lebih cepat, serta hanya sedikit orang yang berada di desa itu karena sedang tidak musim liburan.
Telah dikonfirmasi tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka dalam peristiwa ini. Pihak berwenang melaporkan bahwa 93 penduduk desa yang berhasil menyelamatkan diri ke daerah yang lebih tinggi atau yang selamat akan ditampung di kamp militer, sementara 42 penduduk lainnya ditampung sementara di gedung masyarakat. Banyak bangunan, seperti sekolah, klinik kesehatan, dan 15 rumah, telah rusak total akibat terkena banjir bandang dan tanah longsor.
Kantor Pemerintah Daerah Solukhumbu memberikan konfirmasi bahwa banjir di Thame diakibatkan oleh meletusnya dua danau glasial dari lima danau yang terdapat di atas wilayah tersebut. Meskipun satu danau sudah dikatakan aman, tetapi dua danau lainnya masih beresiko meletus.
Penyebab utama mencairnya danau glasial telah dijelaskan oleh Departemen Hidrologi dan Meteorologi. Perubahan iklim dan peningkatan suhu di wilayah tersebut menjadi penyebab utama mencairnya danau glasial. Suhu rata-rata harian di wilayah Thame mulai meningkat sejak 9 Agustus, naik dari 9,7 derajat Celsius menjadi 11 derajat Celsius. Lonjakan suhu terbesar terjadi ketika hari terjadinya banjir, dimana suhu meningkat hingga 15 derajat Celsius. Selain itu, luapan danau juga dipicu dengan curah hujan yang tinggi.