ilustrasi tank Rusia (Twitter.com/ Минобороны России)
Krisis Ukraina telah membuat sibuk para pemimpin dunia di akhir pekan ini. Para pemimpin dunia melakukan diplomasi tingkat tinggi, baik secara langsung atau lewat komunikasi jarak jauh.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu melakukan panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden. Washington kembali memberi ketegasan mendukung Ukraina dan kedua pemimpin sepakat tentang langkah penting melanjutkan diplomasi dan pencegahan perang.
Dalam panggilan telepon itu, Zelensky berterima kasih pada Biden dan mengundangnya untuk berkunjung ke Kiev. Gedung Putih belum memberikan tanggapan atas undangan tersebut.
Sementara intelijen AS telah memperbarui informasi tentang berapa banyak pasukan Rusia yang ditempatkan di sekitar perbatasan Ukraina. Dilansir Associated Press, seorang pejabat AS mengatakan jumlah tentara Rusia telah diperkirakan mengalami kenaikan.
Jika beberapa minggu sebelumnya jumlah pasukan Rusia sekitar 100 ribu tentara, kini naik menjadi sekitar 130 ribu tentara. Ratusan ribu pasukan Rusia itu berada di tiga perbatasan Ukraina, yakni di sebelah utara, timur dan selatan. Jadi secara teknis, pasukan Rusia telah mengepung tiga sisi Ukraina.
Ketegangan terus mengalami peningkatan dan ancaman perang di Ukraina bisa terjadi kapan saja. Presiden Zelensky meminta rakyatnya untuk tidak panik karena pemberitaan media dinilai terlalu memprovokasi.
Meski begitu, dia dan pejabatnya terus mempersiapkan pertahanan untuk menghadapi skenario terburuk. Negara-negara AS, Eropa dan sekutu NATO telah mengirim bantuan senjata pertahanan.
Pada hari Minggu, Lithuania mengirim rudal anti-pesawat Stringer buatan AS dan amunisinya ke Ukraina untuk memperkuat pertahanan setiap serangan lewat udara.