Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Estonia (unsplash.com/@aboodi_vm)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Hukum Estonia mengatakan akan membatasi hak pilih kepada warga yang memiliki status kewarganegaraan Rusia dan Belarus. Bahkan, terdapat kemungkinan warga kedua negara itu dilarang berpartisipasi dalam pemilu di Estonia. 

Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, relasi Estonia-Rusia terus memanas lantaran khawatir terkena imbas serangan dari Moskow. Pada awal tahun ini, Badan Intelijen Estonia (EFIS) mengatakan bahwa Rusia masih menjadi ancaman terbesar bagi negara-negara Baltik. 

1. Laanet anggap warga Rusia sebagai ancaman nasional

Menteri Hukum Estonia, Kalle Laanet mengucapkan bahwa tidak bisa memberikan kebebasan terhadap warga Rusia sesuai dalam draft Undang-Undang (UU) baru. Ia menyebut warga Rusia punya pengaruh dari negara asalnya. 

"JIka negara itu masuk dalam jajaran negara demokratis. Maka sesuai konstitusi Estonia, mereka dapat ikut dalam pemilu. Namun, mereka punya relasi dengan negara agresor. Maka dari itu, mereka tidak dapat berpartisipasi dalam proses demokrasi di Estonia," tutur Laanet pada Rabu (16/8/2023), dikutip Meduza

"Namun, mereka masih memiliki kesempatan untuk meninggalkan kewarganegaraan Rusia dan memilih untuk menjadi warga negara Estonia," sambungnya. 

Ia menyebut terdapat 67 ribu warga negara Rusia yang tinggal di Estonia. Mereka dianggap masih berpotensi mengikuti hukum di Rusia untuk membantu negara asalnya dalam segala bidang. 

2. Laanemets tegaskan hak pilih warga Rusia tidak dapat dicabut

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di