Ilustrasi (Unsplash.comJeremy Zero)
Pengumuman Ethiopia yang akan membangun platform media sosial lokal dan akan jadi rival Facebook, Twitter, Zoom dan lainnya tersebut, terjadi tiga bulan setelah pemerintah melakukan pembatasan media sosial.
Saat itu, pemerintah Ethiopia menurut Reuters, membatasi akses secara signifikan ke Facebook, WhatsApp dan Instagram pada pertengahan bulan Mei. Itu dilakukan menjelang pemilu yang kemudian dimenangkan oleh Abiy Ahmed dan pembatasan dilakukan karena terlalu banyaknya kabar menyesatkan yang beredar.
Di sisi lain, Facebook sendiri pada bulan Juni lalu menghapus akun-akun palsu yang diduga memiliki kaitan dengan jaringan informasi negara, INSA.
Pada tahun 2020, Ethiopia juga disebut telah memadamkan jaringan telekomunikasi di daerah regional Tigray, ketika mereka bentrok dengan TPLF. Pemadaman jaringan tersebut sampai saat ini masih belum dipulihkan secara sempurna.
Karena pemadaman jaringan telekomunikasi itu, hingga kini media-media internasional yang melaporkan konflik Tigray-Ethiopia, tidak bisa secara rinci melakukan konfirmasi secara independen berapa jumlah pasti korban yang meninggal dalam konflik.
Pada tahun 2019, NetBlocks, sebuah lembaga yang mengawasi jaringan internet dan berbasis di London, juga pernah melaporkan Ethiopia membatasi akses ke jaringan internet, termasuk media sosial.
Tindakan itu dilakukan untuk mengendalikan upaya gerakan untuk menggulingkan pemerintah Negara Bagian Amhara agar tidak menyebar ke negara bagian lain. Ethiopia saat itu hampir terputus dengan dunia internet selama lebih dari 100 jam.