Ilustrasi Pengungsi (IDN Times/Mardya Shakti)
Melansir dari BBC, Ada sekitar 100.000 pengungsi dari Eritrea yang mengungsi ke Tigray, Ethiopia, karena menghindar dari penindasan politik dan wajib militer, jauh sebelum konflik Tigray meletus, tapi saat ini konflik di Tigray membuat mereka mengungsi ke ibu kota Addis Ababa.
Mengenai pengungsi di ibu kota, pada Jumat 12 Desember, pemerintah Ethiopia mengatakan akan mengembalikan pengungsi Eritrea yang melarikan diri ke ibu kota Addis Ababa dari kamp di Tigray.
"Sejumlah besar pengungsi yang mendapat informasi yang salah keluar secara tidak teratur. Pemerintah dengan aman akan mengembalikan para pengungsi itu ke kamp masing-masing."
Para pengungsi mengatakan bahwa mereka diberitahu akan dibawa dengan bus kembali ke Tigray, namun mereka takut akan dibawa kembali ke Eritrea. Sememtara itu seorang pengungsi wanita menceritakan bahwa banyak warga Tigray marah kepada pengungsi, karena menuduh Eritrea telah mengirim pasukan ke Ethiopia untuk ikut melawan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). AS juga menuduh pasukan Eritrea telah memasuki Tigray, tapi dibantah oleh Ethiopia dan Eritrea.
"Beberapa orang Tigray memukuli suami saya. Orang-orang di sana mengatakan 'negaramu datang ke sini dan menyerang kami. Kami juga akan membunuhmu.' Kami menjadi sangat takut." Katanya kepada Reuters, yang dilansir dari BBC.
Melansir dari VOA News, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi menyatakan telah menerima banyak laporan mengenai pengungsi Eritrea di Tigray yang dibunuh, diculik dan diduga secara paksa dikirim kembali ke Eritrea, bila hal tersebut benar, maka tindakan tersebut telah melanggar hukum internasional.