Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pelabuhan. (Unsplash.com/Olga Subach)
Ilustrasi pelabuhan. (Unsplash.com/Olga Subach)

Jakarta, IDN Times - Ethiopia menandatangani perjanjian awal dengan Somaliland, yang memisahkan diri dari Somalia, untuk memperoleh akses ke laut pada Senin (1/1/2024). Perjanjian ini membuat Ethiopia dapat menggunakan pelabuhan Berbera di Laut Merah.

Ethiopia yang terkurung oleh daratan ini sangat membutuhkan akses laut. Saat ini Ethiopia menggunakan pelabuhan di negara tetangganya Djibouti untuk melakukan impor dan ekspor.

1. Ethiopia dapat mengakses pangkalan militer sewaan

Bendera Ethiopia. (Pexels.com/Kelly)

Perjanjian penting ini ditandatangani oleh Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dengan Presiden Somaliland Muse Bihi Abdi di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.

“Hal ini kini telah disepakati dengan saudara-saudara kita di Somaliland dan MoU (Memorandum of Understanding) telah ditandatangani hari ini,” kata Abiy, dikutip dari Reuters.

Redwan Hussien, penasihat keamanan nasional Ethiopia, mengatakan MoU tersebut membuka jalan bagi Ethiopia melakukan operasi laut komersial di wilayah tersebut dengan memberikan akses ke pangkalan militer sewaan di Laut Merah.

Penasihat itu juga mengatakan kesepakatan itu membuat Somaliland akan menerima saham di Ethiopian Airlines milik negara.

2. Somaliland akan diakui sebagai negara merdeka

Dilansir BBC, Presiden Abdi mengatakan perjanjian itu juga mencakup bagian yang menyatakan Ethiopia suatu saat nanti akan mengakui Somaliland sebagai negara merdeka. Somaliland memisahkan diri dari Somalia lebih dari 30 tahun yang lalu, tapi tidak diakui oleh Uni Afrika atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai negara merdeka.

Somalia yang tetap menganggap Somaliland sebagai bagian dari wilayahnya belum memberikan tanggapan atas perjanjian tersebut. Namun, media pemerintah SNTV melaporkan bahwa akan ada rapat kabinet darurat pada hari Selasa untuk membahas masalah ini.

Pekan lalu, media pemerintah Somalia lainnya, SONNA melaporkan Somalia dan Somaliland sepakat untuk melanjutkan perundingan yang bertujuan menyelesaikan perselisihan mereka. Mediasi itu dibantu oleh Djibouti.

3. Ethiopia kehilangan akses terhadap laut

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali. (Twitter.com/Abiy Ahmed Ali)

Ethiopia pada awalnya memiliki akses terhadap laut, tapi hal itu hilang setelah Eritrea memisahkan diri pada awal tahun 1990-an. Dengan populasi lebih dari 100 juta orang, Ethiopia adalah negara terkurung daratan terpadat di dunia.

Pada bulan Oktober, Abiy menggambarkan akses laut sebagai masalah eksistensial bagi negaranya. Namun, pernyataannya memicu ketegangan karena dikhawatirkan negara itu akan berusaha mengambil wilayah negara lain, tapi Ethiopia dengan cepat menyampaikan tidak akan merebut wilayah tetangganya.

Ethiopia sebelumnya telah berusaha memperoleh akses di pelabuhan. Pada tahun 2018, Ethiopia dan Somaliland menandatangani kesepakatan yang seharusnya membuat Addis Ababa memiliki 19 persen saham di pelabuhan Berbera, dan perusahaan logistik Emirat DP World memegang 51 persen saham.

Namun, hal ini gagal terwujud pada tahun 2022 karena Ethiopia tidak dapat memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk mengakuisisi saham sebelum batas waktu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team