Naypyitaw, IDN Times - Facebook adalah salah satu platform paling populer di Myanmar. Lebih dari 40 persen populasi penduduk negara tersebut adalah pengguna Facebook. Ketika kudeta militer berlangsung pada 1 Februari lalu, militer sempat memblokade media sosial itu, meski masih banyak orang yang bisa menggunakan dengan virtual private network (VPN). Ini jadi salah satu indikasi, mengapa Facebook memiliki peran penting di Myanmar.
Kontribusi lain dari media sosial yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg di Myanmar adalah peran serta ujaran kebencian yang merebak dan membuat lebih dari 700.000 etnis Rohingnya mengungsi ke Bangladesh. Paus Fransiskus di Vatikan bahkan sempat menyebut etnis satu ini adalah salah satu etnis paling menderita di dunia.
Dalam rangkaian demonstrasi penolakan kudeta militer, penguasa militer Myanmar saat ini terus mendapatkan kecaman dari banyak pihak internasional. Facebook yang memiliki peran penting di masyarakat Myanmar, juga terus mendapatkan desakan. Kini Facebook memutuskan untuk melakukan pemblokiran terhadap halaman militer di negara yang dahulu bernama Burma tersebut.