Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi hoaks. IDN Times/Sukma Shakti

Palo Alto, IDN Times - Raksasa teknologi Facebook merilis laporan terbaru soal transparansi informasi di platform tersebut pada awal minggu ini. Di dalamnya, Facebook mengungkap telah menghapus jutaan konten berisi hoaks soal virus corona yang dianggap membahayakan.

Persebaran konten-konten menyesatkan tentang COVID-19 melonjak sejak beberapa waktu terakhir. Oleh karena itu, media sosial milik miliarder Mark Zuckerberg tersebut menjadikan isu ini sebagai prioritas. Untuk mempermudah proses deteksi dan identifikasi, Facebook mengaku menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terbaru.

1. Sebanyak 2,5 juta konten dihapus, 50 juta lainnya diberi peringatan

Para pelanggan mengantri potong rambut di salon usai pelonggaran lockdown di Singapura pada 12 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su

"Kami melihat adanya perubahan sangat besar dalam perilaku di seluruh situs karena COVID-19, suatu lonjakan yang tinggi dalam penyebaran misinformasi yang kami anggap berbahaya," kata Chief Technical Officer Facebook Mike Schroepfer, seperti dikutip Techcrunch, pada Selasa (12/5).

Menurut laporan yang dirilis di situs resmi Facebook, sepanjang April ada sebanyak 50-an juta konten terkait COVID-19 yang diberi label peringatan. Ini berdasarkan sekitar 7.500 artikel yang diverifikasi oleh mitra cek fakta independen. Sedangkan jutaan lainnya harus dihapus di platform karena menyesatkan publik.

"Sejak 1 Maret, kami telah menghapus lebih dari 2,5 konten mengenai penjualan masker, hand sanitizer, tisu disinfektan dan alat tes COVID-19," tulis Facebook. "Namun, ini merupakan tantangan yang sulit, dan alat kami jauh dari sempurna. Terlebih lagi karakteristik alami dari tantangan ini bersifat penuh perlawanan sehingga pekerjaan tidak akan pernah selesai."

2. Sebagian besar label peringatan memperlihatkan keberhasilan

Editorial Team

Tonton lebih seru di