ilustrasi anak-anak Rwanda (Unsplash.com/Stuart Isaac Harrier)
Penjajahan di Afrika setelah Konferensi Berlin memiliki dampak yang meluas. Tidak hanya sumber daya alam yang dijarah, tetapi pembantaian dan perbudakan secara meluas terjadi di sebagian besar benua tersebut.
PBS Learning Media menjelaskan Raja Leopold Belgia menjarah Kongo dan menyebabkan kerusakan lingkungan yang luas. Orang-orang pribumi jadi pekerja paksa seperti budak dan mereka menghadapi risiko hukuman berat seperti pemotongan tangan hingga kematian. Diperkirakan 10 juta orang tewas ketika Leopold berkuasa.
Di Namibia, Jerman melakukan pembantaian besar yang bahkan disebut genosida. Menurut BBC, Jerman membunuh puluhan ribu orang Ovaherero dan Nama antara tahun 1904 dan 1908. Tanah dan ternak mereka juga disita.
Orang-orang Boer yang saat ini jadi bagian Afrika Selatan modern, dipenjara di kamp konsentrasi oleh penjajah Inggris. Independent mencatat dari 107 ribu orang yang ditahan, 27.927 orang tewas.
Di Kenya, Inggris menahan ribuan orang suku Kikuyu yang disiksa secara sistematis dan mengalami serangan seksual. Perkiraan kematian bervariasi antara 20 ribu sampai 100 ribu orang tewas.
Prancis yang banyak menguasai Afrika juga tercatat melakukan berbagai kekejaman. Dikutip The Conversation, sepanjang 1954-1962 diperkirakan 300 ribu orang Aljazair tewas.
Dilansir Anadolu, Prancis juga dituduh berperan penting dalam genosida di Rwanda dengan sekitar 800 ribu etnis Tutsi tewas.
Di Kamerun pada 1948-1971, tentara Prancis memusnahkan 400 ribu orang di Bamileke.
Di Madagaskar, sekitar 40 ribu etnis Malagasi tewas dibunuh dan dibakar pasukan Prancis.
Itu adalah contoh sedikit karena masih ada daftar kekejaman lain yang dilakukan oleh penjajah Eropa di hampir sebagian besar wilayah Afrika.