Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20251015_142149.jpg
KTT Perdamaian Gaza di Mesir, Senin (13/10/2025). (x.com/prabowo).

Intinya sih...

  • KTT Gaza 2025 di Mesir menjadi langkah penting menuju akhir perang Gaza, meski implementasi perdamaian masih menghadapi banyak tantangan politik dan keamanan.

  • Donald Trump optimis perang telah berakhir dan mendorong perluasan Abraham Accords sebagai dasar perdamaian regional di Timur Tengah.

  • Masa depan Gaza masih belum pasti, dengan isu kemanusiaan, pemulangan sandera, dan rekonstruksi wilayah menjadi fokus utama pasca-konflik.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza atau “Gaza Peace Summit” digelar di Sharm El Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10/2025). Pertemuan ini menjadi tonggak penting menuju berakhirnya perang Gaza yang dimulai pada 2023. Sekitar 30 negara hadir, termasuk Amerika Serikat dan Mesir sebagai tuan rumah bersama.

Dilansir The Guardian, tujuan utama KTT ini adalah untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, memperkuat stabilitas regional, dan membuka era baru perdamaian di Timur Tengah. Meski perjanjian damai disepakati, sebagian pihak menilai kesepakatannya masih terlalu umum dan belum memberikan detail jelas mengenai mekanisme penerapan di lapangan.

Berikut adalah hasil dari KTT Perdamaian Gaza di Mesir.

1. Keyakinan Trump: Perang telah berakhir

Donald Trump (Unsplash.com/Library of Congres)

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa konflik Gaza telah berakhir. Dalam perjalanannya ke Israel menggunakan Air Force One, Trump mengatakan kepada The Hill, “Perang telah berakhir.” Ia menegaskan kembali pernyataan itu saat berpidato di Mesir, menyebut kesepakatan damai ini sebagai awal dari era baru Timur Tengah.

Meski demikian, sejumlah pakar menilai klaim Trump terlalu dini. Mereka mengingatkan bahwa keberhasilan rencana damai tersebut bergantung pada kesediaan Hamas menyerahkan senjatanya dan komitmen Israel menjalankan gencatan senjata jangka panjang.

2. Upaya Israel memulangkan jenazah sandera

Pasca kesepakatan damai, Israel fokus memulangkan jenazah 28 sandera yang ditahan Hamas selama dua tahun perang. Militer Israel menyebut empat peti jenazah telah dikembalikan, sementara 24 lainnya masih belum ditemukan, dengan bantuan Komite Palang Merah Internasional.

Media Israel melaporkan Hamas meminta waktu tambahan untuk menemukan jenazah di wilayah yang kini dikuasai militer Israel. Forum Keluarga Sandera mendesak agar gencatan senjata diperpanjang hingga semua jenazah dikembalikan, menegaskan bahwa kesepakatan harus dihormati kedua pihak.

3. Presiden Israel Absen, Presiden Palestina Hadir

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (commons.wikimedia.org/Hudson Institute)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menghadiri KTT karena bertepatan dengan hari raya Yahudi Simchat Torah. Absennya Netanyahu menimbulkan spekulasi bahwa proses perdamaian masih menghadapi tantangan politik internal di Israel.

Sebaliknya, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas hadir di KTT dan mendapat sambutan hangat dari Trump. Keduanya terlihat berjabat tangan dan berbincang singkat di hadapan media internasional. Kehadiran Abbas menandakan kesiapan Palestina berperan dalam pemerintahan baru Gaza yang diusulkan oleh Trump.

4. Trump ajak negara lain gabung Abraham Accord

Abraham Accord atau Perjanjian Abraham oleh Presiden Donald Trump. (Dok. United States Government).

Dalam pidatonya, Trump mengajak negara-negara lain di Timur Tengah bergabung dalam Abraham Accords, kesepakatan normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Arab pada 2020. “Kita akan melihat banyak negara bergabung,” ujar Trump, dikutip dari The Hill.

Abraham Accords sebelumnya diikuti oleh Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Maroko. Trump menilai, memperluas kesepakatan ini akan menjadi fondasi perdamaian regional yang lebih kuat, meski beberapa negara masih skeptis terhadap keterlibatan Israel dalam pasca-konflik Gaza.

5. Ketidakpastian masa depan Gaza

Meskipun suasana KTT di Mesir penuh optimisme, masa depan Gaza masih diselimuti ketidakpastian besar. Infrastruktur hancur, puluhan ribu warga tewas, dan situasi kemanusiaan masih kritis. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut bahwa tantangan sesungguhnya ada pada pelaksanaan kesepakatan.

Trump menunjuk Board of Peace atau Dewan Perdamaian untuk mengawasi Gaza pasca perang, dengan dirinya sebagai ketua dan mantan PM Inggris Tony Blair sebagai anggota utama. Namun Hamas menolak keras keterlibatan Blair, sementara warga Palestina menyambut pembebasan 250 tahanan Palestina oleh Israel sebagai simbol awal rekonsiliasi.

Editorial Team