Fakta-fakta yang Kamu Perlu Tahu tentang Pilpres AS 2020

Jakarta, IDN Times – Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) tahun 2020 menarik perhatian dunia. Pasalnya, Presiden AS sering disebut sebagai orang paling berkuasa di dunia yang bebas. Keputusan yang diambil orang nomor satu di negeri itu berpengaruh terhadap bagaimana dunia menanggapi krisis internasional seperti perang, pandemik global, sampai perubahan iklim.
Tahun ini, Pilpres AS diwarnai ketidakpastian karena pandemik dan sikap sang petahana, Presiden Donald J. Trump.
"Kita alami situasi di mana ada kekhawatiran soal legitimasi dan akurasi dari sistem pemilihan di negara ini,” kata Darry Sragow, ahli strategi Partai Demokrat yang juga guru besar ilmu politik di University of Southern California, kepada Buzzfeed (1/8/2020).
Pilpres di AS dilakukan setiap empat tahun. Meski pun jadi magnet isu politik dunia, namun banyak yang gak paham tentang bagaimana, sih, mekanisme Pilpres di AS?
Laman BBC News memuat bagaimana cara gampang memahami Pilpres di negara yang sempat dianggap rujukan sistem demokrasi itu. Bagaimana sistem elektoral bekerja? Apa, sih, yang disebut sebagai battleground state, atau negara bagian yang bisa dimenangi oleh kandidat Presiden dari Partai Republik mau pun Partai Demokrat?
Berikut IDN Times merangkum segala yang kamu perlu tahu tentang Pilpres AS.
1. Siapa yang bertarung di Pilpres AS 2020?
Seperti disebutkan di atas, Pilpres AS 2020 jatuh pada hari Selasa pertama, sesudah Senin pertama di bulan November, yang berarti itu pada 3 November 2020. Sistem politik di AS didominasi oleh dua partai politik. Meski di proses awal selalu ada yang mencoba mencalonkan diri dari jalur independen atau parpol lain, yang bertarung di etape terakhir selalu kandidat dari dua parpol.
Partai Republik adalah parpol yang identik dengan kelompok konservatif di AS. Kandidat mereka di Pilpres 2020 adalah petahana, Donald J. Trump.
Partai Republik juga dikenal sebagai GOP atau Grand Old Party. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka mendukung kebijakan pengenaan pajak yang lebih rendah, hak kepemilikan senjata oleh warga, dan pembatasan ketat terhadap imigran. Mereka yang tinggal di daerah, terutama wilayah pedesaan AS, menjadi basis pendukung yang kuat bagi Partai Republik. Mantan Presiden dari partai ini termasuk George W.Bush senior dan putranya George W. Bush Jr., Ronald Reagan, dan Richard Nixon.
Sementara di kubu lain, ada Partai Demokrat yang merupakan parpol kubu liberal di AS dan di tahun 2020 ini kandidat mereka adalah Joe Biden.
Dia adalah politisi yang sangat berpengalaman, dan menjadi Wakil Presiden dalam dua periode kekuasaan Presiden Barack Obama. Tak heran jika dalam kampanye Pilpres, baik Obama mau pun mantan Ibu Negara Michele Obama, rajin terjun langsung mempromosikan Biden.
Partai Demokrat diidentikkan dengan posisi liberal dalam sejumlah isu seperti penghargaan terhadap hak-hak sipil, imigrasi, dan perubahan iklim. Partai Demokrat cenderung percaya bahwa negara seharusnya memainkan peran lebih besar dalam kehidupan rakyat, termasuk menyediakan asuransi kesehatan.
Dukungan terhadap parpol ini cenderung lebih besar di kalangan yang tinggal di perkotaan AS. Mantan Presiden dari partai ini termasuk John F. Kennedy, Bill Clinton, dan tentu saja, Barack Obama.
Baik Trump mau pun Biden saat ini ada di usia 70-an mereka. Trump bakal berusia 74 tahun, sementara Biden berumur 78 tahun. Jika nanti terpilih, Biden akan menjadi Presiden AS tertua dalam sejarah AS saat memulai periode kepemimpinannya.