Fakta Hubungan Unik Turki dan Israel, Love-Hate Relationship Banget!

Jakarta, IDN Times - Tidak semua orang menyadari jika Turki telah mengakui Israel sebagai negara yang berdaulat sejak 1949, hanya satu tahun setelah Israel mendirikan negara mereka. Meskipun begitu, hubungan antara Turki-Israel tidak semanis yang dipikirkan sebagian orang karena terdapat banyak insiden yang mencederai hubungan.
Dikutip dari Reuters, pada Rabu (14/7/2021), Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengucapkan selamat kepada Isaac Herzog setelah yang dilantik sebagai Presiden Israel. Ucapan selamat itu disampaikan Erdogan melalui sambungan telepon.
Erdogan juga berharap hubungan Israel-Turki dapat kembali normal pascagesekan yang cukup serius dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini kembali menunjukkan betapa dinamisnya relasi bilateral Israel dan Turki, menjadikan hubungan kedua negara ini sangat unik di antara negara lainnya di dunia.
Berikut adalah fakta-fakta mengenai hubungan bilateral Israel-Turki yang bagaikan love and hate relationship versi negara.
1. Memiliki kerja sama ekonomi dan teknologi yang sangat baik
Jarang akur bukan berarti perputaran ekonomi harus berhenti. Begitulah prinsip yang digunakan Turki dan Israel untuk terus melanjutkan kerja sama bilateral, terutama dalam sektor ekonomi dan teknologi, hingga hari ini.
Sebagai mitra ekonomi, arus perdagangan dari Turki ke Israel maupun sebaliknya sangatlah tinggi. Pada tahun 2020, ekspor Turki ke Israel tercatat berhasil mencapai 4,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp68 triliun. Sedangkan, volume ekspor Israel ke Turki di tahun yang sama bernilai 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp20 triliun, seperti yang dilansir dari tradingeconomics.com.
Kedua negara melalukan kegiatan ekspor-impor untuk saling memenuhi kebutuhan negara mereka sendiri yang tentunya saling menguntungkan. Pemerintah Israel juga tidak segan untuk mengecap Turki sebagai salah satu mitra ekonomi paling penting di wilayah Timur Tengah. Kedua negara terus mengedepankan kerja sama teknologi, baik secara rahasia maupun terbuka.
2. Israel dan Turki masih belum memiliki duta besar di masing-masing negara
Walaupun Israel dan Turki tidak pernah saling berperang satu dengan lainnya, namun di sektor hubungan luar negeri sudah terlalu banyak kejadian yang memperburuk hubungan kedua negara. Konflik Israel-Palestina menjadi pemicu utama yang membuat Turki dan Israel tidak berpikir dua kali untuk saling mengusir perwakilan diplomatik resmi, yaitu duta besar, dari negara mereka.
Dilaporkan Middle East Eye, serangan udara Israel terhadap Gaza pada 2018, membuat kedua negara belum "memulihkan" hubungan dengan mengizinkan duta besar dari masing-masing negara untuk kembali mewakilkan negaranya.
Sebelumnya hal serupa juga sempat terjadi di 2010, setelah Israel menyerang kapal kemanusiaan MV Mari Marmara asal Turki ketika sedang berlayar menuju lepas pantai Gaza. Hal tersebut membuat Ankara serta mertamemutus hubungan diplomatik dengan Israel untuk beberapa tahun.
Kosongnya kursi kepala perwakilan diplomatik di gedung kedutaan, baik di Tel Aviv maupun Ankara, ternyata tidak digunakan sebagai alasan untuk menghentikan hubungan diplomatik. Sekarang dengan rencana pemulihan penuh hubungan Israel-Turki berkat keinginan Presiden Erdogan dan Presiden Isaac, dapat dipastikan duta besar masing-masing negara akan kembali mengisi posisinya dalam waktu dekat.
3. Konflik Palestina selalu menjadi puncak gesekan kedua negara
Kebijakan koersif yang diimplementasikan pemerintah Israel terhadap masyarakat Palestina, terutama di wilayah Gaza, tidak pernah ditinggal diam oleh Turki. Semenjak mengakui kemerdekaan Palestina pada 1988, pemerintah Turki selalu memprotes keras setiap serangan militer ataupun blokade darat dan laut Israel terhadap Gaza.
Dilansir Atlantic Council, Turki menyebut Palestina merupakan "benang merah" yang harus dihormati Israel apabila tidak ingin merusak hubungan diplomatik antar kedua negara. Presiden Erdogan juga tidak pernah absen mengecam segala bentuk serangan udara yang dilakukan Israel di Kawasan Gaza yang telah menewaskan ribuan orang. Ini juga menjadi salah satu faktor mengapa hubungan diplomatik Israel-Turki tidak pernah stabil.
Meskipun Turki terlihat sangat melindungi Palestina, mereka ingin untuk tetap melanjutkan kerja sama bilateral dengan Israel yang menguntungkan. Itu menjadi sebuah aura negatif yang menyelimuti hubungan keduanya dan persepsi komunitas internasional terhadap Republik Turki.