Mahmoud Abbas yang merupakan Presiden Palestina dan Ismail Haniyeh yang merupakan pemimpin Hamas (via Wikimedia Commons Quirinale.it|council.gov.ru)
Dengan kalahnya kelompok Fatah dalam Pemilu legislatif Palestina pada tahun 2006, Hamas berhak menguasai pemerintahan yang ada di Palestina. Sayangnya, proses pengalihan kekuasaan tersebut tidak berjalan dengan damai sehingga kerap menimbulkan bentrokan atau konflik. Konflik diawali dengan pembunuhan salah satu pentolan Fatah yang bernama Mohammed Sweirki oleh kelompok Hamas.
Tak hanya itu, Hamas juga menyerang beberapa pos yang didirikan oleh kelompok Fatah, termasuk basis Fatah yang ada di Jabaliya. Wilayah Jabaliya pun akhirnya berhasil dikuasai oleh Hamas pada waktu itu. Sejak saat itu, kedua kelompok tersebut kerap saling bersitegang.
Pada Oktober 2017, Hamas dan Fatah sepakat melakukan rekonsiliasi. Fatah selaku pemimpin Otoritas Palestina yang berkuasa di Tepi Barat per 1 Desember 2017 bakal kembali menguasai jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Sayangnya, setahun setelah rekonsiliasi, kesepakatan itu tak kunjung terlaksana karena Hamas masih keberatan jika harus melucuti senjata sayap militer mereka dan menggantikannya dengan Pasukan Keamanan Otoritas Palestina yang merupakan pasukan dari kelompok Fatah.