Ilustrasi virus COVID-19. (Unsplash.com/Martin Sanchez)
Dilansir NZ Herald pada tanggal 28 April 2021, Fiji mencatat 24 kasus penularan lokal dan 18 kasus karantina perbatasan. Lalu, terhitung sejak Maret 2020 tercatat 109 kasus COVID-19 dengan 2 kematian.
Selain perihal data angka-angka di atas, wabah komunitas di Suva dan sekitarnya memicu lockdown selama dua minggu. Berawal dari klaster yang dimulai oleh seorang tentara yang tertular virus di fasilitas karantina hingga menularkannya ke istrinya dan terekspos ke orang-orang di pemakaman. Hingga kini kasus penularan yang dibawa oleh seorang tentara yang kembali dari penempatan di luar negeri dan telah melanggar aturan karantina di mana ia bercampur satu sama lain ketika yang seharusnya mereka melakukan isolasi, berada dalam penyelidikan militer.
Dampak dari kasus tersebut pun terjadi pada perjalanan antar pulau yang dilarang, bahkan maskapai nasional Fiji Airways menangguhkan semua penerbangan penumpang, baik domestik hingga internasional. Hal ini membuat pupusnya rencana Fiji untuk membuka gelembung perjalanan bebas karantina dengan negara tetangganya, Australia dan Selandia Baru.
Seperti yang diketahui, sektor pariwisata merupakan salah satu komoditi utama dari negara Fiji dan kedua negara tersebut (Australia dan Selandia Baru), merupakan sumber utama wisatawan internasional sebelum pandemi.