ilustrasi peluncuran rudal (Pixabay.com/SpaceX-Imagery)
Baik Filipina maupun India, dua negara itu telah berselisih dengan China dalam masalah perbatasan negara. China bersengketa dengan Filipina di lautan, sedangkan China bersengketa dengan India di perbatasan Ladakh, di lereng Himalaya.
India juga terus berusaha untuk menyaingi China dalam berbagai hal, termasuk dalam ekonomi dan militer. India adalah salah satu negara yang memiliki roket anti-satelit, yang hanya dimiliki oleh segelintir negara di dunia.
Kesepakatan sistem rudal anti-kapal antara India dan Filipina saat ini, menurut analis Asia Tenggara Derek Grossman, "China tidak akan senang!" katanya dikutip Radio Free Asia.
Dalam industri pengembangan dan kepemilikan rudal jelajah supersonik anti-kapal di Asia Tenggara, Indonesia dan Vietnam adalah yang pertama mengembangkannya. Kini dengan kesepakatan Filipina dengan India, maka Manila menjadi negara ketiga yang memilikinya.
Filipina adalah negara pertama yang membeli rudal anti-kapal buatan BrahMos India. India sendiri adalah pemain baru dalam penjualan sistem persenjataan rudal di Asia Tenggara. Wilayah ini sebelumnya didominasi oleh peralatan dari Barat atau Rusia.
Tapi dengan masuknya rudal BrahMos ke Filipina, maka bisa jadi solusi bagi negara berkembang dengan dana yang terbatas untuk memiliki rudal jelajah supersonik anti-kapal.
Menurut Missile Threat, rudal BrahMos India memiliki jangkauan 300-500 kilometer. Namun untuk versi ekspor memiliki jangkauan hanya sekitar 290 kilometer.
Collin Koh, seorang analisis Asia Tenggara lain menyebut bahwa langkah Filipina adalah sebuah lompatan. Katanya, "saya akan mengatakan ini lebih dari sebuah terobosan–ini praktis sebuah lompatan."