Kapal-kapal Tiongkok terlihat beraris saling berdempetan. (Twitter.com/The Shadow of the Eagle)
Filipina bersama dengan Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan saling bersitegang tentang klaim sebagian dari Laut Tiongkok Selatan. Semua klaim Tiongkok atas wilayah perairan di Laut Tiongkok Selatan hampir semua ditolak oleh keputusan pengadilan di Den Haag pada tahun 2016 lalu.
Whitsun Reef, adalah sebuah wilayah kepulauan terumbu karang yang berbentuk seperti bumerang. Melansir dari laman NPR, perusahaan teknologi yang bernama Maxar Technologies telah melakukan pemantauan satelit dan menemukan kapal-kapal Tiongkok parkir saling berdempetan di cekungan bumerang tersebut.
Gregory Poling dari Asia Maritime Transparency Initiative di Pusat Kajian Strategis Internasional, mengatakan citra satelit yang mengungkap posisi kapal-kapal Tiongkok disebut mencurigakan.
Poling mengatakan "Anda tidak bisa menangkap ikan sambil duduk diam. Jadi, jika mereka adalah nelayan komersial, mereka semua akan bangkrut." Filipina mengetahui keberadaan kapal-kapal tersebut pada awal bulan ini. Sedangkan Beijing menyebut bahwa ratusan kapal itu adalah kapal penangkap ikan.
Menurut Poling, Tiongkok kemungkinan besar tidak akan membangun pulau buatan lagi setelah secara masih membangunnya di kepulauan Spratly. "Tujuan Tiongkok adalah untuk mengontrol wialayh air, dasar laut, wilayah udara. Jadi mereka tidak benar-benar membutuhkan pos kedelapan untuk melakukan itu. Yang mereka butuhkan adalah dominasi yang luar biasa dalam hal jumlah kapal di Spratly." katanya.