Ilustrasi Pajak (IDN Times/Arief Rahmat)
Melansir CNBC, dihapusnya hak istimewa Disney di Reedy Creek membuat wilayah itu terancam kehilangan pendapatan umum per tahun sekitar 105 juta dolar AS (Rp1,5 triliun), yang membuat wilayah Orange dan Osceola harus menyediakan layanan lokal sendiri dan menanggung layanan umum yang dijalankan Disney.
Pakar pajak memperingatkan, pencabutan hak istimewa Disney akan menimbulkan potensi masalah yang lebih besar bagi pembayar pajak dalam bentuk utang obligasi. Wilayah yang dikelola Disney memiliki kewajiban obligasi hingga 1,7 miliar dolar AS (Rp24,4 triliun).
Berdasarkan hukum di negara bagian itu, jika Reedy Creek dibubarkan, kewajiban dapat dialihkan ke pemerintah daerah Bay Lake, Lake Buena Vista, Orange, dan Osceola.
Gary Farmer, anggota parlemen Demokrat di Florida, mencoba mengajukan studi lebih lanjut tentang utang obligasi, tapi hal itu tidak bisa dijalankan karena kalah dalam pemungutan suara. Tindakan itu dilakukan Farmer karena khawatir bahwa utang obligasi akan dibebankan kepada Orange dan Osceola, yang membuat warga harus membayar pajak lebih tinggi.
Menurut keterangan anggota dewan Republik di Florida, Randy Fine, yang memperjuangkan aturan baru diterapkan kepada Disney, penghapusan hak istimewa tidak akan membuat warga membayar pajak lebih dari sebelumnya.
Fine juga menyampaikan, pembayaran pajak Disney akan jauh lebih besar dan berargumen jika obligasi ditransfer ke pemerintah daerah, maka pendapatan pajak yang digunakan untuk membayar obligasi juga akan ditransfer Disney.
Disney merupakan pembayar pajak properti terbesar di Florida tengah, membayar hingga 280 juta dolar AS (Rp4 triliun) dalam pembayaran dari tahun 2015 hingga 2020.