Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ayam (Pexels.com/Daisy)

Jakarta, IDN Times - Virus H5N1 atau flu burung pernah menggegerkan dunia pada tahun 2003 lalu. Virus awalnya menyerang ternak ayam dan orang-orang di benua Asia.

Akan tetapi virus tersebut kemudian tak terbendung dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Timur Tengah, Eropa dan Afrika.

Pada saat itu, negara di Afrika yang dianggap menjadi endemik virus flu burung adalah Mesir. Tapi kemudian, flu burung juga menyebar di Afrika Barat, dengan Nigeria adalah yang paling parah.

Tahun ini, Ghana, Togo, Niger, Burkina Faso, Nigeria, Mauritania dan Senegal mengkonfirmasi kemunculan H5N1. Dan yang terbaru, dua negara di Afrika Barat juga mengkonfirmasi temuan virus yakni Pantai Gading dan Benin.

1. Pergerakan unggas dibatasi dalam radius 42 kilometer

Di sebelah timur ibukota Abidjan, Pantai Gading, flu burung diidentifikasi pada ternak unggas. Wilayah yang disebut dilanda virus itu adalah lingkungan Grand Bassam.

Kantor berita Reuters mengabarkan bahwa Kementrian Peternakan Pantai Gading pada Rabu (18/8), mengatakan setelah sejumlah besar unggas mati, mereka melakukan pengujian laboratorium dan mengkonfirmasi keberadaan virus H5N1.

Otoritas berwenang telah membatasi pergerakan unggas di wilayah tersebut sampai dengan radius 42 kilometer. Burung-burung juga telah dimusnahkan di dekat peternakan yang diketahui terinfeksi virus.

Namun tidak ada rincian berapa banyak unggas yang mati dan berapa banyak burung-burung yang telah dimusnahkan tersebut.

Pantai Gading, pernah dilanda flu burung pada tahun 2016 dan tahun 2015 lalu. Serangan virus yang terbaru, tidak disebutkan apakah telah menginfeksi manusia. Namun pemerintah telah menunda impor unggas dari negara yang terinfeksi.

2. Situasi peternakan yang dilanda virus telah terkendali

Editorial Team

Tonton lebih seru di