Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tentara (unsplash.com/Filip Andrejevic)

Jakarta, IDN Times - Jerman mengumumkan rencana untuk mengirim pasukannya ke Australia untuk pertama kalinya. Pasukan Berlin bakal ikut latihan militer bersama sekitar 30 ribu tentara dari 12 negara lain. Ini dilakukan di tengah ketegangan antara negara-negara Barat dengan China di Indo-Pasifik.

"Ini (Indo-Pasifik) adalah wilayah yang sangat penting bagi kami di Jerman dan juga bagi Uni Eropa karena saling ketergantungan ekonomi," kata Panglima Angkatan Darat Jerman Alfons Mais pada Senin (10/7/2023), dilansir Reuters.

1. Jumlah tentara Jerman mencapai 240 personil

Ilustrasi tentara (unsplash.com/Bao Menglong)

Untuk diketahui, China merupakan mitra dagang terpenting bagi Jerman. Adapun 40 persen perdagangan luar negeri Eropa mengalir melewati Laut China Selatan, yang tengah disengketakan negara-negara Asia Tenggara.

Kehadiran militer Jerman di Indo-Pasifik dalam beberapa tahun mengalami peningkatan. Pada 2021, kapal perang Berlin berlayar ke Laut China Selatan untuk pertama kalinya dalam 20 tahun. Pihaknya juga mengirim 13 pesawat tempur untuk latihan gabungan di Australia pada 2022.

Mais mengatakan, jumlah tentara Jerman yang dikirim mencapai 240, termasuk 170 pasukan terjun payung dan 40 marinir untuk Talisman Sabre 22 Juli-4 Agustus. Itu merupakan latihan militer yang dipimpin Australia dan Amerika Serikat (AS) yang digelar dua tahun sekalI.

Dalam program Talisman Sabre, Jerman akan mengikuti operasi perang hutan dan pendaratan bersama tentara dari berbagai negara seperti Jepang, Korea Selatan, Prancis dan Indonesia.

"Kami bertujuan untuk menunjukkan bahwa kami adalah mitra yang handal dan mampu berkontribusi untuk menstabilkan tatanan berbasis aturan di kawasan ini," kata Mais.

2. Jerman tidak bermaksud memusuhi siapapun

Ilustrasi bendera China (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Ketika ditanya soal pesan apa yang ingin disampaikan ke China dalam pengerahan tersebut, Mais menegaskan bahwa Jerman tidak bermaksud untuk memusuhi siapapun. Dia menambahkan, tantangan keamanan saat ini jauh lebih jelas daripada sebelum tahun 1990.

"Pada umumnya masuk akal untuk mengetahui perspektif yang dimiliki orang lain terhadap dunia", katanya, dilansir Nikkei Asia.

"Perang Dingin itu mudah, itu adalah dunia dua kutub. Hari ini, kita tidak bisa lagi fokus pada Eropa saja, kita harus memposisikan diri kita jauh lebih luas," lanjut dia.

3. Jerman pastikan ikut latihan militer gabungan Indo-Pasifik 2025

Sebelum bertolak ke Jepang dan Singapura, Mais akan menghampiri pasukan Jerman di Australia pada pertengahan Juli. Dia juga akan pergi ke pusat Rheinmetall, pabrik yang merakit kendaraan angkut lapis baja Boxer tentara Berlin-Canberra.

"Jepang adalah mitra yang memiliki banyak potensi untuk memperdalam kerja sama militer bilateral kita," ujar panglima itu, dikutip dari Channel News Asia.

Pasukan Jerman dipastikan bakal dikirim kembali ke Australia untuk mengikuti latihan Talisman Sabre 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team