Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cuaca panas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 34 orang tewas dalam dua hari terakhir akibat gelombang panas yang menerpa sebagian besar negara bagian Uttar Pradesh di India utara. Seluruh korban meninggal berusia di atas 60 tahun dan telah memiliki riwayat kesehatan sebelumnya.

Kepala Petugas Medis Ballia, Jayant Kumar, mengatakan bahwa 23 kematian dilaporkan pada Kamis dan 11 lainnya meninggal pada Jumat di distrik Ballia, sekitar 300 km tenggara dari ibu kota negara bagian Lucknow. 

“Semua korban menderita beberapa penyakit dan kondisi mereka memburuk karena panas yang ekstrem,” kata Kumar pada hari Sabtu (17/6/2023), dikutip dari Associated press

Dia mengatakan sebagian besar kematian disebabkan oleh serangan jantung, stroke otak, dan diare.

Menurut data Departemen Meteorologi India, suhu maksimum di Ballia berada di atas normal pada hari Jumat (16/6/2023), yakni mencapai 42,2 derajat Celcius. Akibat panas ekstrem ini, para lansia diimbau untuk tidak keluar rumah pada siang hari.

1. Pejabat pemerintah pastikan ketersediaan pasokan listrik selama musim panas

Musim panas yang membakar juga telah memicu pemadaman listrik di seluruh negara bagian tersebut, menyebabkan orang-orang harus kepanasan tanpa kipas angin atau AC. Situasi tersebut lantas mendorong protes dari masyarakat.

Ketua Menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, dari Partai Bharatiya Janata (BJP) meyakinkan publik, pemerintah telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan ketersediaan pasokan listrik di negara bagian tersebut. Dia juga mengimbau warga untuk bekerja sama dengan pemerintah dan menggunakan listrik secara bijak.

“Setiap desa dan setiap kota harus mendapat pasokan listrik yang cukup selama panas terik ini. Jika ada kesalahan, harus segera ditangani, ”katanya dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam.

2. Panas ekstrem disebabkan oleh perubahan iklim

Editorial Team

Tonton lebih seru di