ilustrasi gelombang tsunami (pexels.com/Dane Amacher)
Perdana Menteri Sanae Takaichi mengatakan, sebanyak 30 orang mengalami luka akibat gempa yang memicu gelombang tsunami setinggi 70 sentimeter di wilayah pesisir Aomori dan Hokkaido. Sejumlah rekaman menunjukkan warga di sebuah supermarket berpegangan pada meja saat barang-barang berjatuhan dari rak.
Kerusakan pada infrastruktur tampak pada jalan yang retak hingga sebuah mobil terperosok ke dalam lubang. Pecahan kaca juga ditemukan berserakan di sejumlah area.
Seorang warga Hashikami, Daiki Shimohata (33), mengatakan, guncangan yang dirasakan sangat kuat dan berlangsung sekitar 20 detik.
“Kami menggendong anak-anak kami dan langsung keluar rumah. Guncangan itu mengingatkan saya pada bencana 2011,” ujarnya, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (9/12/2025).
Pemerintah melaporkan satu orang mengalami luka serius di Hokkaido. Sementara itu, laporan awal tentang beberapa kebakaran kemudian dikonfirmasi menjadi satu insiden kebakaran rumah.
Di kota Hachinohe, intensitas guncangan mencapai ‘upper 6’ pada skala Shindo, tingkat yang membuat seseorang sulit bergerak tanpa merangkak. Sekitar 2.700 rumah sempat mengalami pemadaman listrik akibat gempa di tengah cuaca dingin, namun sebagian besar wilayah telah kembali teraliri listrik pada Selasa pagi.