Perdana Menteri Georgia, Irakli Kobakhidze. (facebook.com/KobakhidzeOfficial)
Kobakhidze menekankan, partai oposisi di Georgia, termasuk partai United National Movement (UNM), Coalition for Change, Strong Georgia, dan For Georgia sudah berkoalisi secara diam-diam. Ia menyebut jika Mahkamah Konstitusi menemukan salah satu partai terlibat kasus kriminal, maka semuanya akan diblokir.
"Siapapun yang berhasil melewati ambang batas, tidak ada yang dapat melarikan diri dari hukum atas tindakan kriminal yang telah dilakukan oleh pendirinya. Pertama, kasus itu terjadi selama 9 tahun kepemimpinannya dan lebih dari 12 tahun selama menjadi oposisi di Georgia," tegasnya, dikutip OC Media.
Ia menepis tuduhan pemblokiran ini berfungsi melanggengkan kekuasaan Partai Georgian Dream di parlemen. Namun, ia memberikan contoh positif pemblokiran partai oposisi yang terjadi di Ukraina dan Moldova.
"Anda tahu bahwa satu per satu partai politik sudah dilarang beroperasi di Ukraina dan Moldova. Parlemen Moldova saat ini secara praktik dipimpin oleh satu partai, tapi semua menyambut baik upaya parlemen. Situasi serupa juga akan terjadi di Georgia," tambahnya.