Pada Senin (30/12/2024), organisasi non-profit, Transparency International Georgia mengumumkan hampir 200 kasus kekerasan kepada awak media di Georgia sepanjang 2024. Bahkan, 80 persen kasus itu terjadi di tengah rentetan protes anti-pemerintah.
"Sejak 28 November, ketika dimulainya demonstrasi pro-Eropa, kami sudah mendokumentasikan lebih dari 90 kasus kekerasan terhadap perwakilan media. Aksi ini termasuk serangan yang disengaja, penangkapan paksa, denda, perusakan perlengkapan, dan lainnya," tuturnya, dikutip TVP World.
Organisasi tersebut juga menambahkan sudah ada 16 kasus kriminal terkait intervensi profesi jurnalis di Georgia. Sementara, sebanyak sembilan kasus kriminal itu di antaranya masih dalam tahap investigasi.
Kasus kekerasan juga terjadi pada 26 Oktober saat hari penyelenggaraan pemilu parlemen di Georgia. Saat itu, ada 70 representasi media yang dihalangi menjalankan tugasnya meliput kondisi pemilu.