Hasil pemilu ini memberikan pukulan telak bagi harapan Georgia untuk bergabung dengan Uni Eropa, tujuan yang didukung hingga 80 persen masyarakatnya. GD, yang telah berkuasa sejak 2012, semakin memperlihatkan kecenderungan untuk mempererat hubungan dengan Rusia dan menjauh dari Barat. Langkah-langkah konservatif yang diambil GD dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pembatasan terhadap hak LGBTQ+, memperkuat kekhawatiran tentang masa depan demokrasi di Georgia.
Bidzina Ivanishvili, pendiri GD yang dianggap sebagai tokoh paling berpengaruh di Georgia, menyatakan kemenangan ini adalah cerminan bakat rakyat Georgia. “Jarang sekali ada negara di dunia yang partainya bisa meraih sukses seperti ini di situasi yang sulit,” ucapnya dalam pidato kemenangannya, dikutip dari CNN.
Bagi pendukungnya, kemenangan GD berarti stabilitas dan perdamaian dengan Rusia yang dianggap lebih penting daripada integrasi dengan Barat.
Beberapa pemimpin dunia memberikan selamat kepada GD, termasuk Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán yang merupakan sekutu lama Ivanishvili. Meski demikian, Uni Eropa mendesak adanya investigasi transparan terkait dugaan kecurangan dalam pemilu sebagai langkah untuk menjaga kepercayaan rakyat terhadap proses demokrasi.