Mikheil Saakashvili adalah seorang politikus yang dinilai pro-demokrasi. Ketika puluhan ribu orang demonstran pendukungnya turun ke jalanan, banyak bendera nasional Georgia yang dikibarkan di atas kerumunan, bersama dengan bendera Uni Eropa dan Ukraina.
Ukraina telah menjadi tempat tinggal selama beberapa tahun bagi Saakashvili yang terusir dari negaranya.
Salah satu peserta demonstran yang bernama Misha Mashvildadze menilai bahwa penangkapan dan pemenjaraan Saakashvili bukan keadalah tetapi "ini adalah dendam politik."
Saakashvili dituduh telah menyalahgunakan dana publik dan melakukan korupsi. Tapi dia membantah semua tuduhan yang dijatuhkan kepadanya.
Saakashvili, presiden dua periode Georgia adalah tokoh pemimpin Revolusi Mawar. Dalam revolusi yang terjadi pada tahun 2003 itu, gerakannya mengakhiri kepresidenan Eduard Shevardnadze, yang memimpin Georgia sejak tahun 1972.
Kembalinya sang mantan presiden ke Georgia seiring dengan pemilu pemilihan wali kota di seluruh negara tersebut. Partai oposisi Gerakan Nasional persatuan yang ia dirikan, mendapatkan suara sebanyak 30,7 persen sedangkan partai penguasa, Georgian Dream, menang dengan memperoleh suara sebanyak 46,7 persen.
Hasil pemilu itu dirilis persis satu hari setelah Saakashvili ditangkap dan dipenjarakan. Banyak partai oposisi menuduh partai penguasa telah melakukan kecurangan untuk memenangkan suara.