Greta Thunberg Kecam Kesenjangan Vaksin Antara Negara Kaya dan Miskin

Stockholm, IDN Times - Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, mendesak pemerintah dunia dan pengembang vaksin COVID-19 untuk bersama memerangi ketidakadilan vaksinasi, setelah negara-negara terkaya dilaporkan membeli sebagian besar dosis dan membuat negara-negara miskin kekurangan stok.
Komentarnya itu disampaikan pada hari Senin (19/4/2021), ketika organisasi WHO mengumumkan peningkatan kasus virus baru mingguan terbesar, yang menyentuh angka hingga 5,2 juta kasus.
“Sangat tidak etis bahwa negara-negara berpenghasilan tinggi sekarang memvaksinasi orang-orang muda dan sehat jika itu terjadi dengan mengorbankan orang-orang dalam kelompok berisiko dan garis depan, di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata Thunberg, melansir dari Associated Press.
1. Thunberg serukan upaya vaksinasi yang merata secara global
Dalam pernyataan yang disampaikannya sebagi tamu konferensi virtual WHO, Thunberg mengutip perkiraan bahwa saat ini ada 1 dari 4 orang di negara maju yang telah di vaksinasi, sementara di negara berpenghasilan rendah perbandingannya 1 dari 500. Tren ini muncul meskipun berulang kali para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa penundaan distribusi vaksin merata dapat menyebabkan munculnya jenis penyakit baru dan memperpanjang pandemi.
Thunberg sendiri mengatakan pada awal bulan ini bahwa dirinya tidak akan menghadiri KTT iklim COP26 mendatang bila masalah distribusi vaksin COVID-19 yang merata masih belum diterapkan dengan sesuai. “Persis dengan krisis iklim, mereka yang paling rentan perlu diprioritaskan dan masalah global membutuhkan solusi global.” ujarnya.