Para migran yang dipindahkan ke Washington dan Pulau Martha's Vineyard mengaku tidak tahu dipindahkan ke mana.
Carla Bustillos, seorang sukarelawan yang membantu para migran yang dibawa ke Washington, menyampaikan bahwa organisasi imigrasi hanya diberi tahu tentang kedatangan pada menit terakhir. Bastillos mengkritik langkah itu sebagai tindakan polititk yang mengeksploitasi penderitaan manusia.
Wali Kota Chicago dan Washington telah mengkritik keputusan memindahkan migran. Pekan lalu, Wali Kota Washington mengumumkan keadaan darurat publik sebagai tanggapan kedatangan bus migran yang terus berlanjut. Sebelumnya ibu kota AS itu telah meminta Garda Nasional membantu mengatasi banyaknya migran yang datang, tapi Pentagon menolak membantu.
Anggota parlemen Massachusetts, Dylan Fernandes, telah mengkritik langkah itu di Twitter. Tindakan memindahkan para migran itu dianggap tidak manusiawi.
"Banyak yang tidak tahu di mana mereka berada. Mereka mengatakan bahwa mereka diberi tahu akan diberi tempat tinggal dan pekerjaan. Penduduk pulau tidak diberi pemberitahuan tetapi berkumpul sebagai komunitas untuk mendukung mereka. Partai Republik yang menyebut diri mereka Kristen telah merencanakan selama beberapa waktu untuk menggunakan kehidupan manusia, pria, wanita, dan anak-anak, sebagai pion politik. Itu jahat dan tidak manusiawi," jelas dia.
Para ahli hukum yakin, merelokasi migran dengan cara seperti itu bertentangan dengan hukum, tapi menyampaikan bahwa masih belum jelas apa dasar hukum untuk menentang kebijakan semacam itu.