Jakarta, IDN Times - Aksi protes pertama di Guinea pecah pada Rabu (2/6/2022) sejak mengalami kudeta pada 2021 lalu. Massa memprotes kenaikan 20 persen harga bahan bakar, yang kemudian berujung ricuh.
Dilaporkan Reuters, tembakan selama hari itu hingga malam terdengar di ibu kota Conakry. Orang-orang, yang tergabung dalam aksi, membakar ban dan memblokir jalan.
“Pemuda yang marah keluar untuk memprotes dan bentrok dengan pasukan keamanan. Kami mendengar beberapa tembakan. Ada juga gas air mata,” kata Souleymane Bah, seorang penduduk lokal.