Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gurun Sahara (unsplash.com/@savvas_kalimeris)

Jakarta, IDN Times - Hujan lebat yang tidak biasa sedang melanda Sahara, salah satu wilayah paling kering di Bumi. Para ilmuwan mengatakan bahwa belum jelas mengapa gurun tersebut mengalami begitu banyak hujan, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan musim badai Atlantik.

1. Hujan yang begitu deras ini menyebabkan beberapa wilayah kering di Afrika Utara kini mengalami musim hujan dan banjir

Citra satelit Sahara sebelum (14 Agustus 2024, atas) dan sesudah (10 September 2024, bawah) hujan. (dok. NASA Worldview)Citra satelit Sahara sebelum (14 Agustus 2024, atas) dan sesudah (10 September 2024, bawah) hujan. (dok. NASA Worldview)

Hujan deras yang langka menciptakan beberapa laguna di antara pohon-pohon palem dan bukit-bukit pasir di Gurun Sahara, menyuburkan beberapa wilayah paling kering dengan kapasitas air lebih banyak dalam beberapa dekade terakhir.

Gurun di tenggara Maroko itu adalah salah satu tempat paling gersang di dunia dan jarang mengalami hujan di akhir musim panas.

Melansir The Guardian, pemerintah Maroko mengatakan bahwa hujan selama dua hari di bulan September melampaui rata-rata tahunan di beberapa daerah yang biasanya menerima kurang dari 10 inci per tahun, termasuk Tata, salah satu daerah yang paling terdampak. Di Tagounite, sebuah desa sekitar 450 kilometer di selatan ibu kota, Rabat, lebih dari 3,9 inci hujan tercatat dalam periode 24 jam.

Badai tersebut menghasilkan pemandangan air yang mengalir melalui pasir Sahara di antara benteng-benteng dan flora gurun. Satelit NASA menunjukkan air yang mengalir masuk untuk mengisi Danau Iriqui, sebuah dasar danau terkenal antara Zagora dan Tata yang telah kering selama 50 tahun.

2. Hujan seperti ini disebut oleh para meteorolog sebagai badai ekstratropis

Editorial Team

Tonton lebih seru di