Bakal calon presiden Amerika Serikat 2020 Demokrat Senator Elizabeth Warren berbicara kepada pendukung di Monterey Park, California, Amerika Serikat, pada 2 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kyle Grillot
Masa kampanye Bloomberg terbilang memang sangat singkat, apalagi mengingat pemungutan suara untuk Pilpres Amerika Serikat baru akan dilaksanakan pada November mendatang. Selama waktu yang sebentar itu, rival-rivalnya dan banyak pundit politik menilai Bloomberg hanya bisa memasuki arena karena bermodal uang.
Dikutip dari Politico, ia baru saja menghabiskan uang Rp1,6 triliun untuk membantu pemilihan beberapa anggota DPR Amerika Serikat dari Partai Demokrat. Bloomberg juga yang paling banyak menghabiskan uang untuk iklan politik menjelang Super Tuesday yang merupakan satu dari rangkaian proses pemilihan pendahuluan Partai Demokrat.
Baik Bernie maupun Warren, yang menggunakan platform progresif, menilai Bloomberg tak tahu soal masalah hidup warga Amerika Serikat biasa yang berjuang untuk bertahan hidup sehari-hari. Apalagi Bernie berniat untuk memberlakukan pajak sangat tinggi bagi para miliarder jika terpilih menggantikan Trump.
Belum lagi catatan buruknya tentang perilaku terhadap perempuan. Begitu mengikuti pencalonan kandidat Presiden, ia disorot karena sering memberikan komentar seksis kepada karyawan-karyawan perempuan, sampai muncul skandal pelecehan seksual dan penolakan terhadap legislasi hak perempuan.
Dilansir The Guardian, Bloomberg merespons dengan buruk dan mengatakan semua itu hanya guyonan belaka. Beberapa perempuan mengaku mendengar Bloomberg melontarkan celaan seperti "lesbian berwajah kuda" sampai "dasar perempuan gendut" di lingkungan kerja.
Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb