Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kapal perang (Pixabay.com/sunu_dhadho)
ilustrasi kapal perang (Pixabay.com/sunu_dhadho)

Jakarta, IDN Times - Dokumen European External Action Service mengungkap, Uni Eropa (UE) ingin mengirim kapal perang ke Laut Merah, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Tujuannya adalah melindungi kapal-kapal dari serangan pejuang Houthi.

Operasi tersebut mengikuti Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya telah meluncurkan Operation Prosperity Guardian. Sejauh ini, dilaporkan ada 20 mitra dan hanya 13 mitra yang bersedia mengungkapkan partisipasi mereka bersama AS.

UE mengatakan setidaknya diperlukan tiga kapal perang untuk dikirim, baik itu jenis fregat anti-udara atau kapal perusak.

1. Kemampuan multi-misi selama satu tahun

Bendera Uni Eropa (Unsplash.com/Christian Lue)

Sementara ini belum ada keputusan resmi apakah UE akan meluncurkan operasi di Laut Merah. Namun mereka mengatakan, operasi tersebut setidaknya dilakukan di wilayah yang lebih luas, dari Laut Merah hingga ke Teluk.

Dilansir Politico, operasi tersebut kemungkinan diluncurkan paling cepat pada akhir Februari.

"Ukuran dan komposisi pasti dari operasi tersebut akan bergantung pada perencanaan operasional lebih lanjut, setidaknya (mencakup) tiga kapal perusak atau fregat anti-udara dengan kemampuan multi-misi untuk setidaknya satu tahun," kata UE.

Awalnya, UE menjajaki kemungkinan menggunakan misi anti-bajak laut Atalanta yang beroperasi di Samudera Hindia. Spanyol menentang gagasan tersebut.

2. DK PBB minta Houthi hentikan serangan

Houthi telah melancarkan ratusan kali serangan yang menargetkan kapal komersial di Laut Merah. Ini khususnya kapal-kapal yang terkait dengan Israel.

Dewan Keamanan (DK) PBB menyerukan segera diakhiri serangan Houthi dan mengadopsi resolusi, meski Rusia dan China mengambil posisi abstain.

Dilansir The Guardian, resolusi DK PBB meminta Houthi melepaskan kapal Galaxy Leader yang dioperasikan Jepang tapi memiliki hubungan dengan pengusaha Israel. Ada 25 awak di kapal tersebut.

Serangan Houthi di Laut Merah membuat perusahaan pelayaran harus mengambil jalur lewat Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Ini secara langsung menambah waktu dan biaya perjalanan.

3. Serangan Houthi ganggu pertumbuhan ekonomi global

Ilustrasi pelabuhan. (Pexels.com/Tom Fisk)

Serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dapat memukul pertumbuhan ekonomi global. Hal tersebut disampaikan oleh perusahaan peti kemas terbesar di dunia, Maersk.

Dilansir CNBC, Kepala eksekutif Maersk Vincent Clerc mengatakan, keamanan jalur Laut Merah seperti sebelumnya mungkin membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.

Perusahaan tersebut juga mengumumkan kapal-kapalnya akan dialihkan dari Laut Merah dan mengambil jalur Tanjung Harapan. Ini menambah waktu dua hingga empat minggu perjalanan Eropa-Asia.

Raksasa perusahaan Eropa, seperti Ikea dari Swedia, telah memperingatkan kemungkinan penundaan produk dan tarif angkutan yang semakin tinggi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team