ilustrasi vaksinasi (unsplash.com/CDC)
CDC merekomendasikan pemberian dosis ketiga untuk warga AS yang rentan dengan selang waktu 28 hari atau lebih setelah menerima dua vaksin awal. Dosis booster juga direkomendasikan untuk pasien kanker dan pasien HIV, setelah data menunjukkan respons imun setelah dua dosis awal pada pasien tersebut tidak memberikan perlindungan yang memadai terhadap COVID-19 dan variannya.
Suntikan tambahan itu direkomendasikan untuk penerima vaksin Pfizer yang berusia 12 tahun ke atas dan penerima Moderna yang berusia 18 tahun ke atas. Komite Penasihat Praktik Imunisasi mengatakan akan meninjau kembali suntikan untuk penerima Moderna yang lebih muda setelah FDA mengizinkan vaksinasi untuk anak-anak.
Pasien immunocompromised mencakup sekitar 2,7 persen dari populasi orang dewasa AS, dan 44 persen dari mereka terinfeksi dan dirawat di rumah sakit meski setelah menerima dua dosis vaksin.
Studi menunjukkan dosis vaksin ketiga dapat membantu pasien yang sistem kekebalannya tidak merespons dengan baik terhadap dosis pertama atau kedua. Lima penelitian kecil yang dikutip oleh CDC menunjukkan 11 persen hingga 80 persen orang dengan sistem kekebalan yang lemah tidak memiliki antibodi yang cukup untuk melawan COVID-19 setelah dua kali suntikan.
“Di antara pasien imunosupresi yang tidak memiliki respons antibodi yang terdeteksi itu, 33 persen hingga 50 persen mengembangkan respons antibodi setelah menerima dosis tambahan,” menurut CDC.
Pasien yang rentan juga lebih mungkin mengalami infeksi COVID-19 yang berkepanjangan, kata panel tersebut. Data juga menunjukkan bahwa mereka cenderung menyebarkan lebih banyak virus dan berpotensi menginfeksi lebih banyak orang daripada mereka yang tidak mengalami gangguan kekebalan.
Data awal dari penelitian kecil tentang efek dosis booster pada pasien immunocompromised tidak menunjukkan efek samping yang parah, dari suntikan ketiga vaksin mRNA dan gejala di luar yang sudah diidentifikasi setelah rejimen dua dosis awal.