Melansir dari The Independent, 400 Mawozo yang diyakini sebagai tersangka penculikan ini, pada bulan April 2021 menyandera 10 anggota pendeta Katolik, lima imam, dua biarawati, dan tiga kerabat seorang imam. Penculik membebaskan korban pada akhir April, tapi tidak ada keterangan mengenai ada atau tidaknya uang tebusan.
Tindakan menyandera pemuka agama itu membuat institusi Katolik Roma di seluruh negeri ditutup selama tiga hari, dan terjadi protes, yang menjadi salah satu desakan penyebab Perdana Menteri Joseph Jouthe mengundurkan diri. Penculikan pendeta masih sering terjadi, bahkan terkadang saat kebaktian gereja.
Penculikan merupakan salah satu krisis terbaru di Haiti, yang mengalami kekacauan setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 7 Juli, dan gempa bumi yang melanda bagian barat negara itu pada 14 Agustus. Sejak Juli hingga September penculikan telah meningkat 300 persen, dengan setidaknya 221 kasus terjadi pada periode itu, menurut kelompok Jean. Namun, angka tersebut tidak pasti.
Sejak awal tahun 2021 diperkirakan setidaknya ada 628 penculikan telah terjadi. 29 kasus penculikan di tahun ini terjadi kepada orang asing. Tebusan yang biasanya diminta penculik bisa mencapai 1 juta dolar AS (Rp14 miliar).
Menteri Luar Negeri Haiti, Claude Joseph telah meminta dewan PBB untuk membantu memastikan keamanan dan perlindungan bagi warga sipil di Haiti. Dia mengatakan masyarat telah banyak menderita akibat ulah geng.