Al Jazeera melaporkan bahwa kini hampir seluruh bagian di ibu kota Haiti, Port-au-Prince dikuasai oleh geng G9. Bahkan, anggota geng itu kerap dituding bertanggung jawab atas kasus penculikan dan pembunuhan massal, termasuk menargetkan pada anak-anak.
Namun, Cherizier sebagai pemimpin geng kriminal itu, selalu menolak tudingan tersebut dan mengaku bahwa organisasinya tidak pernah terlibat dalam kasus itu. Pemerintah Haiti menuding G9 telah melakukan aksi penculikan terhadap 400 orang Mawozo.
Sementara kejadian yang paling menyita perhatian adalah saat 17 misionaris disandera, di mana kesemuanya adalah warga negara AS dan Kanada. Insiden itu lantas membuat geram AS dan Kanada, serta pada Jumat (12/11/2021) keduanya mengharuskan warganya di Haiti untuk segera pulang.
UNICEF juga melaporkan, sejak delapan bulan terakhir, sebanyak 455 yang mayoritas adalah warga Haiti, termasuk 71 perempuan dan 30 anak-anak telah menjadi korban penculikan. Bahkan, situasi keamanan di Haiti kian tak menentu setelah terbunuhnya Presiden Jovenel Moïse.