Ilustrasi senapan serbu. (Unsplash.com/STNGR Industries)
Dilansir The Guardian, negara bagian California telah menerapkan larangan senapan serbu sejak 1989. Senapan serbu telah digunakan dalam penembakan massal di negara bagian itu, termasuk di San Bernardino pada 2015, yang menewaskan 14 orang.
Senapan serbu telah menjadi senjata yang digunakan dalam kasus penembakan massal modern di AS , termasuk pembantaian 20 anak kecil dan enam orang dewasa di sebuah sekolah di Newtown, Connecticut, pada Desember 2012, 49 orang di klub malam di Orlando, Florida, di Juni 2016, dan 58 penonton konser di Las Vegas pada Oktober 2017.
Saat ini di negara bagian itu diperkirakan ada 185.569 senjata serbu yang terdaftar. Pada 2017 negara bagian itu mengajukan banding atas putusan 2017 oleh Benitez terhadap larangan hampir dua dekade atas penjualan magasin yang berisi lebih dari 10 peluru. Keputusan itu menyebabkan pembelian besar-besaran sebelum hakim turun tangan. Itu ditegakkan pada bulan Agustus 2020, tetapi hasil banding pada bulan Maret 2021 mengatakan, sebuah panel yang beranggotakan 11 orang akan mendengarkan kasus tersebut.
Pada April 2020, California juga mengajukan banding atas keputusan Benitez yang memblokir undang-undang 2019 yang mewajibkan pemeriksaan latar belakang bagi siapa pun yang membeli amunisi. Kedua langkah tersebut diperjuangkan oleh Newsom, yang saat itu menjabat sebagai wakil gubernur.