Jakarta, IDN Times – Hamas membebaskan tujuh sandera asal Israel di Gaza, Senin (13/10/2025) pagi waktu setempat. Pembebasan ini dilakukan melalui perantara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan menjadi bagian dari kesepakatan gencatan senjata sementara yang tengah berlangsung di wilayah tersebut.
Menurut laporan Al Jazeera, para sandera yang dibebaskan akan diserahkan seluruhnya paling lambat pukul 10.00 waktu Gaza (07.00 GMT) di wilayah selatan, tepatnya di sekitar Khan Younis. Proses ini dilakukan dalam koordinasi ketat antara pihak Hamas, ICRC, dan otoritas Israel.
Militer Israel telah mengonfirmasi ketujuh sandera yang dibebaskan itu kini dalam perjalanan menuju wilayah Israel, setelah diserahkan ke Palang Merah.
“Mereka dalam kondisi cukup baik, berjalan tanpa membutuhkan bantuan medis,” lapor jurnalis Al Jazeera, Nour Odeh dari Amman, Yordania.
Momen pembebasan ini disambut dengan pengamanan ketat di berbagai titik perbatasan, sementara di pihak Israel, sejumlah kendaraan dan ambulans terlihat bersiap di jalur yang menghubungkan Gaza dengan wilayah Israel.
Pembebasan sandera ini dilakukan tepat saat KTT Perdamaian Gaza akan segera dilakukan di kota resor Laut Merah, Sharm el-Sheikh. KTT ini diketuai bersama oleh Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Mesir menyatakan, KTT di Sharm el-Sheikh bertujuan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza. “Pertemuan ini untuk meningkatkan upaya untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke Timur Tengah, dan mengawali fase baru keamanan dan stabilitas regional,” kata Mesir dalam pernyataan resminya.
Pada Rabu lalu, Trump mengumumkan Israel dan Hamas telah menyepakati tahap pertama dari rencana 20 poinnya untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza dan membebaskan semua tawanan Israel dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina.
Tahap kedua dari rencana tersebut membayangkan pembentukan badan pemerintahan baru di Gaza tanpa Hamas, pembentukan pasukan multinasional, dan pelucutan senjata Hamas.