Sakuntala Devi melaporkan 10 orang yang dianggap terlibat dalam aksi kekerasan yang berujung maut terhadap anaknya. Di antara yang ditangkap oleh polisi adalah kakek korban yang bernama Paramhans, paman korban yang bernama Arvind dan Bhagwana serta pengemudi kendaraan yang membawa korban bernama Hasnain.
Para pelaku tersebut, menurut Indian Express, terancam hukuman penjara dengan pasal berlapis tentang pembunuhan dan upaya menyebabkan hilangnya barang bukti kejahatan yang telah dilakukan.
BBC menjelaskan bahwa Neha Paswa suka berdandan gaya modern seperti gaun panjang dan celana serta jaket berbahan denim. Hal itu diketahui setelah wartawan BBC ditunjukkan beberapa foto Neha.
Namun beberapa anggota keluarganya tidak suka dengan gaya berpakaian Neha dan menginginkan remaja tersebut tetap memakai pakaian tradisional India.
Dalam pengakuan Sakuntala Devi, ibu Neha, dia menuduh bahwa mertuanya sering menekan putrinya untuk meninggalkan studinya di sekolah lokal dan sering mencaci Neha karena mengenakan apa pun selain pakaian tradisional India.
Neha berkeinginan menjadi seorang polisi dan ayahnya telah bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita anak-anaknya. "Mimpinya tidak akan pernah terwujud sekarang," ucap Sakuntala Devi.
Para aktivis perempuan di India menjelaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di sebuah keluarga dengan budaya patriarki yang kental di India, sering disetujui oleh para tetua keluarga.
Kaum perempuan baik yang sudah tua atau anak perempuan di sebuah desa kecil di India, banyak yang hidup di bawah pembatasan ketat kepala desa atau kepala keluarga. Menurut para aktivis, mereka sering mendikte apa yang harus dikenakan, kemana pergi, dengan siapa berbicara terhadap perempuan. Setiap kesalahan dianggap sebagai provokasi dan harus dihukum.