Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/rawpixel

Washington DC, IDN Times - Persoalan diskriminasi perempuan tak lagi dipandang sebelah mata. Masyarakat di negara-negara maju kian aktif mempromosikan soal kesetaraan gender sebagai bagian dari pemenuhan hak asasi manusia.

Salah satu contohnya adalah keberadaan gerakan #MeToo yang diawali dari terungkapnya pelecehan seksual yang dilakukan oleh bos industri hiburan Hollywood, Harvey Weinstein. Dari sini, banyak orang semakin nyaman membicarakan soal diskriminasi perempuan baik di media sosial maupun di ruang publik lainnya.

1. Bank Dunia menemukan hanya enam negara yang menjunjung kesetaraan gender

unsplash.com/rawpixel

Sebuah survei yang dilakukan oleh Bank Dunia sendiri menemukan rupanya mayoritas negara di dunia belum sepenuhnya atau bahkan tidak memiliki peraturan yang mendukung kesetaraan gender. Dalam survei terhadap 186 negara itu, Bank Dunia menyimpulkan hanya enam di antaranya yang ramah bagi perempuan untuk setara dengan laki-laki.

Keenam negara tersebut adalah Belgia, Denmark, Prancis, Latvia, Luxembourg dan Swedia. Negara-negara Eropa itu mendapatkan skor sempurna, yaitu 100, karena mempunyai sistem hukum yang menjamin kesetaraan legal dan ekonomi bagi masing-masing gender. Ini merupakan sebuah kemajuan dibandingkan pada satu dekade lalu ketika tak ada satupun negara yang memperoleh nilai sempurna.

2. Skor rata-rata global adalah 74,71 yang berarti perempuan hanya mendapat tiga perempat hak

Editorial Team

Tonton lebih seru di