Para korban diduga terlibat dalam pengoperasian website taruhan palsu untuk permainan adu ayam yang disiarkan langsung selama pandemik COVID-19, yang dikenal sebagai 'e-sabong'.
Mereka diduga melakukan kecurangan dengan menyabotase ayam jago saat taruhan agar pemain lain kalah, sementara mereka mendapatkan keuntungan dengan bertaruh secara diam-diam.
Dilansir The Straits Times, para korban kemudian diculik yang melibatkan lima petugas polisi dan enam petugas keamanan kokpit, dengan memasukkan enam korban ke dalam mobil van di Manila pada Januari lalu. Selain itu, penculikan juga terjadi pada 27 orang lainnya yang masih berkaitan dengan sabung ayam.
Polisi mengatakan bahwa para korban terakhir kali terlihat hidup ketika berada di dalam kokpit pesawat.
Kesaksian kunci mengenai nasib para korban datang dari seorang tersangka yang juga menjadi saksi kunci. Pria yang dikenal sebagai 'Totoy' ini, yang bekerja sebagai mantan petugas keamanan di area Manila, berjanji akan menyebut nama orang yang menjadi dalang di balik pembunuhan itu.