34 Penjudi Sabung Ayam Filipina Diduga Dibuang ke Danau

Jakarta, IDN Times - Misteri hilangnya 34 penjudi sabung ayam di Filipina tiga tahun lalu kini mengarah pada dugaan pembunuhan massal, setelah seorang tersangka mengaku bahwa mereka telah mencekik mati dan membuang jasadnya di danau vulkanik Taal, Batangas.
Para tersangka yang terdiri dari tiga mantan polisi Filipina dan enam orang lainnya didakwa atas tuduhan penculikan terhadap 34 orang dalam industri sabung ayam, kata pihak berwenang pada hari Jumat (20/06/2025).
1. Korban dibunuh karena diduga mencurangi permainan
Para korban diduga terlibat dalam pengoperasian website taruhan palsu untuk permainan adu ayam yang disiarkan langsung selama pandemik COVID-19, yang dikenal sebagai 'e-sabong'.
Mereka diduga melakukan kecurangan dengan menyabotase ayam jago saat taruhan agar pemain lain kalah, sementara mereka mendapatkan keuntungan dengan bertaruh secara diam-diam.
Dilansir The Straits Times, para korban kemudian diculik yang melibatkan lima petugas polisi dan enam petugas keamanan kokpit, dengan memasukkan enam korban ke dalam mobil van di Manila pada Januari lalu. Selain itu, penculikan juga terjadi pada 27 orang lainnya yang masih berkaitan dengan sabung ayam.
Polisi mengatakan bahwa para korban terakhir kali terlihat hidup ketika berada di dalam kokpit pesawat.
Kesaksian kunci mengenai nasib para korban datang dari seorang tersangka yang juga menjadi saksi kunci. Pria yang dikenal sebagai 'Totoy' ini, yang bekerja sebagai mantan petugas keamanan di area Manila, berjanji akan menyebut nama orang yang menjadi dalang di balik pembunuhan itu.
2. Pemerintah akan kerahkan penyelam untuk penyelidikan
Dilansir BBC, Menteri Kehakiman, Jesus Remulla, mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan penyelam untuk mencari jasad korban di danau Taal. Selain itu, mereka juga tengah berupaya mencari lebih banyak saksi.
“Kami tidak menghentikannya, karena ini adalah tanggung jawab sosial, ini adalah tanggung jawab yang dimiliki semua warga Filipina, untuk menidurkan orang-orang yang kami cintai,” tambahnya.
Remulla dan pejabat lainnya meyakini bahwa 34 korban yang diculik kemungkinan telah meninggal dengan tingkat harapan ditemukan dalam kondisi hidup rendah.
"Saya bahkan tidak ingin menyebut mereka sebagai petarung ayam yang hilang, tetapi mungkin petarung ayam yang sudah meninggal," kata Remulla.
3. Perjudian legal Filipina dapat jadi kedok operasi kriminal
Sabung ayam jadi salah satu bentuk perjudian yang memiliki perputaran uang yang besar, yang bisa mencapai 3 miliar peso (sekitar Rp859,7 miliar). Selama pandemik, perjudian itu semakin menguntungkan dengan menghasilkan 620 juta peso perbulan atau sekitar Rp177,8 miliar
Perjudian ayam melalui 'e-sabong' telah dilarang oleh Presiden Rodrigo Duterte setelah kabar hilangnya para korban, tetapi adu ayam tradisional masih diperbolehkan.
Meski perjudian telah legal di Filipina, namun beberapa operasi perjudian memiliki hubungan dengan operasi kriminal. Pada tahun lalu, kepolisian Filipina juga berhasil membongkar pusat penipuan terbesar di Manila yang menyamar sebagai perusahaan judi online, serta menyelamatkan 658 korban perdagangan manusia.