Hindari Krisis Energi, Jepang Imbau Warganya Hemat Listrik

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Jepang mencabut peringatan pemadaman listrik pada Rabu (23/3/2022) untuk Tokyo dan delapan prefektur lainnya. Kebijakan yang telah diperingatkan dari Senin itu dibatalkan karena pasokan energi diperkirakan akan meningkat, dengan adanya pembangkit listrik tenaga surya.
Kendati peringatan dicabut, Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang terus meminta perusahaan dan rumah tangga di wilayah tersebut untuk menggunakan listrik secara lebih efisien, Kyodo News melaporkan.
Langkah tersebut diambil mengingat kapasitas pasokan yang tidak mencukupi karena beberapa pembangkit listrik termal yang masih offline, setelah gempa kuat yang terjadi pekan lalu.
1. Pemadaman listrik dikhawatirkan berdampak pada 2-3 juta rumah tangga
Sebelumnya, pemerintah Jepang telah mengeluarkan seruan mendesak soal krisis pasokan energi dan meminta warganya untuk menghemat listrik, termasuk dengan mematikan lampu yang tidak perlu dan mengatur pemanas mereka pada suhu 20 derajat celcius.
Peringatan dari pemerintah datang setelah Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menyampaikan kemungkinan kekurangan listrik pada Selasa, karena cuaca dingin dengan suhu 2 derajat celcius menyebabkan permintaan untuk konsumsi listrik yang lebih besar, yang berdampak pada ketersediaan listrik yang ketat, dikutip dari Reuters.
Hal tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan pemadaman listrik yang mungkin terjadi setelah jam 8 malam dan berdampak pada sekitar 2 hingga 3 juta rumah tangga di wilayah yang dilayani oleh TEPCO dan Tohoku Electric Power Co.
Namun, pemadaman dalam skala besar dapat dicegah. TEPCO pun pada Rabu pagi berhenti menerima listrik yang dipasok oleh empat utilitas listrik lain termasuk Hokkaido Power Electric Network Inc.
Adapun delapan prefektur lainnya yang dilayani oleh TEPCO adalah Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Chiba, Kanagawa, Yamanashi, dan Shizuoka.