Antrean warga menunggu pengujian wajib di kawasan Yordania, Kowloon. twitter.com/galileocheng
Petugas kesehatan yang menggunakan laboratorium pengujian keliling telah menemukan 13 kasus setelah menyaring lebih dari 7.000 orang sejak Sabtu pagi. Jumlah kasus itu tidak termasuk 76 kasus baru yang terkonfirmasi di seluruh kota.
Menteri Kesehatan membela perlunya upaya lockdown dan menepis kekhawatiran bahwa hal itu telah memberikan kesulitan bagi warga, mengingat jumlah kasus yang telah ditemukan yang akan dimasukkan pada jumlah kasus hari Senin.
"Tingkat positifnya 0,17 persen," ujar Sekretaris Makanan dan Kesehatan, Profesor Sophia Chan Siu-chee. "Faktanya, jika Anda melihat strategi pengujian pemerintah, yang meliputi pengujian wajib, pengujian yang ditargetkan, ditambah pengujian sukarela, tingkat positif ini juga sebesar 0,17 persen. Jadi, ini serupa (dengan apa yang kami temukan di area terlarang di Yordania)," ungkap Profesor Chan.
Dengan membatasi pergerakan penduduk saat pengujian dilakukan, pemerintah dengan cepat menemukan jumlah orang yang terinfeksi dan mengisolasi mereka, serta kontak dekat mereka. Dilansir dari The Straits Times, Chan juga mengatakan bila pihak berwenang tidak akan mengesampingkan upaya lockdown di waktu mendatang, tetapi dia juga menekankan upaya saat ini dengan pengujian wajib telah berjalan efektif, dan banyak yang mematuhinya.
Di sisi lain, para ahli mempertanyakan perlunya lebih banyak kebijakan lockdown, dan menyarankan bahwa pengujian bertarget dinilai lebih efektif.
Melansir dari South China Morning Post, pemerintah juga sempat menuai kritik lantaran makanan yang dibagikan berupa daging kalengan dan pasta kering mengabaikan persyaratan khusus bagi warga lanjut usia dan pola makan vegetarian dari beberapa kelompok agama dan kaum etnis minoritas.