Hubungan AS-Prancis Memanas, Blinken: Kalian Tetap Mitra Penting

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan bahwa Prancis tetap menjadi mitra penting bagi Washington. Pernyataan itu disampaikan sebagai upaya Gedung Putih untuk meredam kemarahan Prancis, karena bisnis alutsistanya dengan Australia diganggu.
Kemarahan Paris merujuk pada Pakta Aukus, kesepakatan pertahanan antara AS-Inggris-Australia untuk membendung agresivitas China di kawasan Asia Pasifik. Salah satu klausul dalam Pakta Aukus adalah Australia akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklir dari AS. Padahal, Canberra sebelumnya telah memesan kapal selam dari Prancis.
Di sisi lain, Prancis juga geram karena Pakta Aukus sama sekali tidak melibatkan satu pun anggota Uni Eropa (UE).
“Kami sangat, sangat menyambut negara-negara Eropa yang memainkan peran penting di Indo-Pasifik. Kami berharap dapat melanjutkan kerja sama erat dengan NATO, dengan UE. Prancis, khususnya, adalah mitra penting dalam hal ini dan banyak hal lainnya,” kata Blinken pada Kamis (16/9/2021) saat menggelar konferensi pers bersama pejabat Australia, dikutip dari Al Jazeera.
1. Prancis marah dengan AS
Dikutip dari Reuters, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, merasa negaranya ditikam dari belakang oleh Presiden AS Joe Biden. Dia juga menyebut Biden tidak lebih baik dari pendahulunya Donald Trump.
Sebagai informasi, pada 2016 Australia menjalin kesepakatan dengan Prancis untuk memesan kapal selam bertenaga diesel yang dirancang oleh perusahaan Prancis Naval Group. Nilai kontraknya mencapai 40 miliar dolar AS (sekitar Rp570 triliun), tercatat sebagai kontrak pertahanan terbesar sepanjang sejarah Australia.
Tak ayal Le Drian marah dengan AS, karena Pakta Aukus menjadi pertimbangan utama bagi Australia untuk membatalkan pemesanan tersebut.
“Keputusan brutal, sepihak, dan tak terduga ini mengingatkan saya pada apa yang dulu dilakukan Trump. Ini merusak kepercayaan dan saya sangat marah,” kata Le Drian di radio franceinfo.