Staf umum Ukraina melaporkan pada Senin, bahwa pasukannya didorong mundur dari pusat kota Severodonetsk, kutip RFE/RL. Kota ini merupakan kantong terakhir pertahanan Ukraina di wilayah Luhansk, Donbass.
Zelenskyy mengklaim Rusia telah mengerahkan pasukan yang tidak terlatih dan menggunakannya sebagai umpan meriam dalam pertempuran yang berjalan sengit.
"Setiap meter tanah Ukraina di sana berlumuran darah--bukan hanya milik kami, tapi juga milik penjajah," kata Zelenskyy.
Oleksandr Shtupun, juru bicara militer Ukraina, mengatakan pasukan Rusia melanjutkan serangan mereka di kota itu dengan dukungan artileri.
"Dari arah Donetsk, pengelompokan pasukan pendudukan (Rusia) memusatkan upaya utama mereka melakukan operasi ofensif untuk mengepung pasukan kami di wilayah kota Severodonetsk dan Lysychansk, memblokir rute pasokan logistik dari pemukiman Bakhmut," katanya dilansir Al Jazeera.
Serhiy Haidai, gubernur Luhansk Ukraina, menjelaskan pada 12 Juni pasukan Rusia telah meledakkan dua dari tiga jembatan yang melintasi Sungai Siverskiy Donets. Jembatan itu menghubungan Severodonetsk dengan Lysychansk.
"Jembatan ketiga berfungsi. Tapi kondisi jembatan mengancam: setengah rusak, truk tidak mungkin bergerak di atasnya," jelasnya dilaporkan Reuters.
Kementerian Pertahanan Inggris menjelaskan bahwa dalam beberapa bulan mendatang, operasi penyeberangan sungai kemungkinan akan menjadi salah satu faktor penentu terpenting dalam perang tersebut.