Kekerasan di El-Geneina terjadi sembilan hari usai pecahnya pertempuran di Khartoum, antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan RSF. Pada 24 April 2023, RSF bentrok dengan konvoi militer Sudan yang melewati El Geneina.
Dilansir laman resminya, HRW menjelaskan RSF dan sekutunya kemudian menyerang lingkungan yang mayoritas penduduknya Massalit. Beberapa minggu berikutnya, meski Massalit kehilangan kendali atas wilayah, RSF dan milisi sekutunya secara sistematis menargetkan warga sipil.
"Dua pasukan RSF, merampas anak-anak dari orang tuanya dan, ketika orang tuanya mulai berteriak, dua pasukan RSF lainnya menembak orang tuanya, membunuh mereka. Kemudian mereka mengumpulkan anak-anak itu dan menembak mereka," kata seorang saksi.
HRW mengidentifikasi komandan RSF Mohammed "Hemedti" Hamdan Dagalo, Abdel Raheem Hamdan Dagalo dan komandan RSF Darfur Barat Joma'a Barakallah sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kejahatan tersebut.
Sekutu RSF, termasuk komandan Tamazuj dan pemimpin suku Arab juga bertanggung jawab atas kekerasan dan kejahatan serius yang telah dilakukan.