Anak-anak Afghanistan (Twitter.com/OCHA Afghanistan)
Menurut laporan Human Right Watch (HRW), Afghanistan kini masih dibayang-bayangi krisis kemanusiaan. Kondisi ekonomi yang semakin buruk membuat jutaan warga hidup melarat.
Malnutrisi mulai mengakar di Afghanistan, yang menyebabkan beberapa anak meninggal dunia akibat kelaparan.
“Orang-orang tidak punya apa-apa untuk dimakan. Anda mungkin tidak membayangkannya, tetapi anak-anak kelaparan. Situasinya mengerikan, terutama jika Anda pergi ke desa-desa,” kata seorang pekerja kemanusiaan.
Menurut laporan WFP, hampir 20 juta orang menderita kerawanan pangan level 3 krisis dan level 4 darurat. Sekitar 1 juta anak di bawah usia 5 tahun menderita kekurangan gizi akut.
Baru-baru ini, WFP bahkan melaporkan puluhan ribu orang di provinsi Ghor mengalami malnutrisi akut level 5 atau ‘bencana’ yang merupakan awal dari kelaparan. Jika ditotal secara keseluruhan, lebih dari 90 persen warga Afghanistan menderita kerawanan pangan sejak Agustus tahun lalu.
Ekonomi Afganistan menjadi lesu usai AS dan World Bank membatasi akses perbankan. Langkah itu membuat kegiatan ekonomi mandek, yang juga berdampak pada bantuan kemanusiaan.
“Importir berjuang untuk membayar barang, kelompok kemanusiaan menghadapi masalah dengan operasi dasar, dan diaspora Afghanistan tidak dapat mengirim cukup uang kepada kerabat dan teman mereka,” kata John Sifton, direktur advokasi Asia di HRW.
“Jutaan orang Afghanistan yang kelaparan mengalami kenyataan buruk melihat makanan di pasar tetapi tidak dapat membelinya,” tambahnya.