Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Korea Selatan. (unsplash.com/Daniel Bernard)

Jakarta, IDN Times - Para dokter senior di Korea Selatan mendukung dokter magang yang sedang melakukan aksi mogok dengan cara mengurangi jam praktik mereka mulai Senin (25/3/2024). Protes yang dilakukan para dokter magang ini sudah berlangsung selama lebih dari sebulan, sebagai perlawanan terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran.

Mereka juga menyuarakan kekhawatiran bahwa kebijakan ini dapat berdampak buruk pada kualitas pendidikan kedokteran.

"Jelas bahwa peningkatan penerimaan mahasiswa kedokteran tidak hanya akan merusak pendidikan sekolah kedokteran, tetapi juga menyebabkan runtuhnya sistem layanan kesehatan negara kita," ungkap Kim Chang-soo, Presiden Asosiasi Profesor Kedokteran Korea, dilansir dari Reuters.

1. Protes dilakukan dengan pengurangan jam praktik dan pengunduran diri

Kim menjelaskan bahwa para dokter senior akan mengurangi jam praktik mereka dan fokus pada penanganan pasien gawat darurat, serta pasien dengan kondisi kesehatan yang parah. Bahkan, beberapa profesor berencana untuk mengundurkan diri dari posisi mereka.

Aksi mogok yang dilakukan oleh dokter magang ini telah berdampak pada pelayanan kesehatan, di mana beberapa rumah sakit terpaksa menolak pasien dan menunda tindakan medis tertentu.

Di sisi lain, Korea Selatan berpendapat bahwa rencana peningkatan jumlah mahasiswa kedokteran sangat penting untuk mengatasi kekurangan tenaga dokter, mengingat posisinya saat ini sebagai salah satu negara dengan populasi menua tercepat di dunia.

Namun, para pengkritik berpendapat bahwa pemerintah seharusnya memberikan prioritas pada peningkatan kondisi kerja para dokter magang terlebih dahulu, sebelum menambah jumlah mahasiswa kedokteran.

2. Tanggapan pemerintah terhadap aksi mogok

Editorial Team

Tonton lebih seru di